Fungsi lambung secara umum adalah tempat
di mana makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan diserap.
Lambung merupakan salah satu organ dalam tubuh yang menjadi bagian dari
sistem pencernaan manusia. Bentuknya menyerupai huruf J dan berdinding
tebal, terletak di sebelah kiri atas rongga perut, tepat di bawah
diafragma.
Fungsi lambung pada sistem pencernaan manusia sangat vital perannya.
Terutama dalam menyimpan dan mencerna makanan sebelum pada akhirnya
dapat diserap oleh sel-sel tubuh sebagai sumber energi.
Merupakan pintu masuk makanan yang berasal dari kerongkongan. Kardia terletak di lambung bagian atas.
Merupakan daerah lambung bagian tengah yang berbentuk bulat. Fundus
merupakan tempat di mana gas-gas terakumulasi. Di dalam fundus pula
makanan yang tidak dicerna disimpan selama kurang lebih satu jam.
Merupakan daerah lambung yang berada di bagian bawah. Bagian ini
merupakan daerah yang berhubungan langsung dengan usus dua belas jari.
Di bagian pilorus inilah proses pencernaan secara kimia terjadi.
Selain itu, lambung juga berperan dalam membunuh mikroorganisme
patogen yang masuk secara tidak sengaja bersama makanan yang kita
konsumsi, berperan penting dalam penyerapan vitamin B12 dan sekresi
hormon serta meredam asam lambung yang dapat membahayakan kesehatan
tubuh manusia. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini Liputan6.com rangkum
dari berbagai sumber fungsi lambung pada manusia, Kamis (22/11/2018)
1. Penyimpanan makanan
Fungsi lambung yang utama adalah sebagai penyimpanan makanan sebelum
menuju proses pencernaan selanjutnya. Lambung memiliki bentuk yang
fleksibel sehingga dapat menyimpan makanan dengan volume hingga 4 liter.
Padahal dalam keadaan kosong, volume internal lambung hanya sekitar 50
ml.
Total waktu makanan disimpan di lambung adalah kurang lebih sekitar 2
hingga 3 jam. Namun pada dasarnya lama waktu makanan berada di lambung
bisa berbeda-beda, bergantung pada jenis makanan yang diproses oleh
lambung. Selain itu berapa lama makanan berada di lambung ditentukan
oleh banyak faktor. Misalnya saja komposisi makanan. Makanan yang banyak
mengandung karbohidrat akan lebih singkat berada di lambung. Sedangkan
makanan yang tinggi protein dan lemak akan tinggal lebih lama.
2. Fungsi Lambung untuk mencerna makanan
Setelah makanan dicerna di mulut, makanan akan masuk ke esofagus
untuk kemudian menuju ke lambung. Di dalam lambung inilah makanan akan
melalui proses pencernaan tahap kedua. Proses pencernaan makanan ini
terjadi melalui proses mekanik dan kimiawi.
Proses Mekanik
Proses pencernaan secara mekanik tidak hanya terjadi di mulut dengan
bantuan gigi saja, tetapi juga terjadi lagi di lambung. Lambung
menghancurkan makanan secara mekanik dibantu oleh otot-otot dinding
lambung yang bergerak secara peristaltik untuk mengaduk dan mencampur
makanan dengan getah lambung.Setelah lebih kurang 3 jam, makanan
tersebut akan berbentuk seperti bubur yang disebut dengan chyme (kimus).
Kemudian kimus akan masuk ke usus halus melalui sfingter pylorus yang
berkontraksi dan mendekat. Karena ukuran sfingter pylorus relatif
sempit, maka kimus akan didorong masuk ke usus halus sedikit demi
sedikit.
Proses Kimiawi
Berbeda dengan proses mekanik, pada pencernaan kimiawi, proses
pencernaan makanan dilakukan dengan bantuan enzim-enzim yang
disekresikan oleh kelenjar di dinding lambung. Ada beberapa enzim yang
terdapat di lambung, diantaranya seperti pepsin yang memecah protein
menjadi pepton, lipase yang memecah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol, asam klorida (HCI) yang mengubah pepsinogen menjadi pepsin dan
membunuh mikroorganisme patogen serta renin yang berfungsi untuk
mengendapkan protein susu menjadi kasein.
Enzim-enzim pencernaan ini berfungsi untuk memecah karbohidrat,
protein dan lemak yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih
kecil. Molekul-molekul inilah yang selanjutnya akan diserap usus untuk
kemudian masuk ke dalam darah dan mencapai setiap sel tubuh untuk di
ekstraksi sebagai energi.
3. Fungsi lambung untuk membunuh mikroorganisme berbahaya
Lambung memproduksi asam klorida (HCI) yang memiliki banyak fungsi
penting. Salah satunya untuk membunuh mikroorganisme patogen yang masuk
secara tidak sengaja bersama makanan. Agar tidak menyebabkan penyakit,
mikroorganisme ini dibasmi oleh asam lambung yang diproduksi oleh
sel-sel parietal dalam lambung. Asam klorida ini dihasilkan oleh sel-sel
parietal yang proses pembentukannya diawali oleh reaksi pembentukan
asam karbonat dari karbondioksida dan air dengan enzim karbonat
anhidrase.
4. Fungsi lambung membantu penyerapan Vitamin B12
Sel parietal pada fundus lambung menghasilkan dua sekresi penting,
salah satunya faktor intrinsik. Faktor intrinsik adalah glikoprotein
yang berperan penting dalam penyerapan vitamin B12 (kobalamin) dalam
usus. Fungsi lambung adalah untuk menyerap vitamin B12.
Manfaat vitamin B12 untuk tubuh sangat banyak mulai dari berperan
dalam pembentukan sel darah merah, membantu proses pembentukan DNA,
hingga memelihara sistem saraf. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan
berbagai masalah dalam tubuh.
5. Fungsi lambung mengontrol hormon
Selain memproduksi enzim, lambung juga memproduksi beberapa hormon
yang berperan penting dalam sistem pencernaan, seperti hormon gastrin
dan ghrelin.Gastrin diproduksi oleh sel G yang terdapat di dinding
lambung. Hormon ini berfungsi untuk merangsang sekresi asam lambung
secara terus-menerus. Sedangkan ghrelin diproduksi dalam kelenjar
oksintik mukosa yang tersebar di dalam lambung. Ketika tubuh lapar atau
kekurangan energi, hormon ghrelin lah yang bertanggung jawab untuk
memberi sinyal pada hipotalamus.
6. Fungsi lambung untuk meredam bahaya asam lambung
Di dalam lapisan mukosa lambung, terdapat sel yang disebut dengan sel
goblet. Sel ini akan mensekresikan lendir bikarbonat yang bersifat basa
ke lapisan terluar dari lambung agar tidak rusak akibat aktivitas asam
lambung dan enzim pepsin.
Fungsi lambung pada manusia memang cukup vital. Oleh sebab itu
gangguan pada fungsi lambung dapat menyebabkan beragam penyakit yang
bisa membahayakan tubuh.
Jika fungsi lambung mengalami gangguan, biasanya seseorang akan
merasakan beberapa gejala seperti kembung, mual, muntah, nyeri pada
bagian lambung, dan gejala lainnya. Kondisi yang seperti ini tentu dapat
sangat menganggu aktivitas dan rutinitas harian.
Berikut ini beberapa penyakit yang dapat menganggu fungsi lambung
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
GERD atau dikenal dengan istilah penyakit refluks asam lambung adalah
kondisi di mana asam lambung beserta isi lainnya naik ke esofagus atau
kerongkongan dan menimbulkan iritasi dinding esofagus dan nyeri ulu
hati. Kondisi ini membuat penderitanya sulit untuk menelan makanan,
terasa asam di rongga mulut akibat asam lambung yang naik, mengalami
nyeri dada, bagian dada serta tenggorokan terasa seperti nyeri dan
tersumbat, cegukan, bersendawa, dan bahkan penderita dapat mengalami
batuk kering.
Gangguan fungsi lambung ini bisa terjadi karena lingkar otot bagian
bawah esofagus tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya isi lambung bisa
naik ke esofagus. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya
GERD adalah konsumsi minuman beralkohol, teh, dan kopi, suka merokok,
tidur setelah makan, dan kelebihan berat badan.
Gastritis
Gastritis merupakan gangguan fungsi lambung yang terjadi karena
peradangan pada dinding lambung. Radang ini terjadi karena asam lambung
justru merusak lapisan pelindung dinding lambung. Gastritis dapat
menjadi gastritis erosif, jika lapisan lambung sudah terkikis habis
terkena asam lambung. Sehingga dapat menyebabkan pendarahan, tukak
lambung, dan lambung terasa sakit.
Penyebab terjadinya gastritis adalah konsumsi minuman beralkohol atau
berkafein yang berlebih, mengalami stres, mengonsumsi ibuprofen atau
aspirin, bahkan infeksi atau gangguan autoimun.
Dispepsia
Gangguan fungsi lambung ini merupakan kumpulan gejala yang muncul di
bagian perut atas. Gejalanya mencangkup mudah kenyang setelah makan,
rasa tidak nyaman di perut, serta nyeri ulu hati. Selain itu, seseorang
yang mengalami dispepsia juga dapat merasakan mual, kembung, dan perut
terasa panas. Kondisi ini disebabkan karena dinding saluran pencernaan
terlalu sensitif terhadap asam lambung, atau karena peregangan
berlebihan dinding saluran cerna akibat makan terlalu banyak. Pada
kondisi dinding seperti ini, asam lambung dapat menimbulkan iritasi.
SUMBER